“Dag, Dig, Dug”
Ketika tiba saatnya berlomba, saya, Uni dan beberapa pembina lainnya (Kak Merry, Stevy, Barnike, Ketty dan Aldy) mulai deg-degan . Karena kami tahu, begitu kerasnya usaha mereka dalam berlatih, mereka rela membagi waktu antara latihan dan belajar. Pulang sekolah, mereka langsung ke gereja untuk berlatih. Latihan dimulai jam 7 malam dan berakhir sampai jam 10 malam, selama sebulan lebih! Kami tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi di atas panggung nanti. Rasa deg-deg an ini semakin menjadi karena para remaja baru bisa dikatakan mampu menguasai materi yang disiapkan itu pada H-2! Itupun masih belum seperti yang kami inginkan. Saat latihan, kami bisa melihat dengan jelas wajah mereka yang tegang dalam bernyanyi, namun pada hari H-nya kini, situasinya terbalik. Justru wajah saya dan para pembina remaja yang tegang menanti aksi mereka di atas panggung. Walaupun kami berusaha untuk menutupinyadi depan para remaja, dan berkedok dibalik pemberian kata-kata motiva...