“Dag, Dig, Dug”
Ketika tiba saatnya berlomba,
saya, Uni dan beberapa pembina lainnya (Kak Merry, Stevy, Barnike, Ketty dan
Aldy) mulai deg-degan. Karena kami
tahu, begitu kerasnya usaha mereka dalam berlatih, mereka rela membagi waktu antara
latihan dan belajar. Pulang sekolah, mereka langsung ke gereja untuk berlatih. Latihan dimulai
jam 7 malam dan berakhir sampai jam 10 malam, selama sebulan lebih! Kami tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi di
atas panggung nanti. Rasa deg-degan ini semakin menjadi karena para remaja baru bisa dikatakan mampu menguasai
materi yang disiapkan itu pada H-2! Itupun masih belum seperti yang kami inginkan.
Saat latihan, kami bisa
melihat dengan jelas wajah mereka yang tegang dalam bernyanyi, namun pada hari H-nya kini, situasinya terbalik. Justru wajah saya dan para pembina remaja yang tegang
menanti aksi mereka di atas panggung. Walaupun kami berusaha untuk menutupinyadi
depan para remaja, dan berkedok dibalik pemberian kata-kata motivasi dan semangat kepada mereka, namun sebenarnya kamilah yang perlu ditenangkan.
Pada saat tampil di atas panggung, semua
berjalan lancar. Puji Tuhan! Kami tidak lagi peduli apakah suara mereka fals atau tidak fals. Yang terpenting bagi
kami, mereka percaya diri dan mampu membawakan lagu sampai selesai.
Bahkan ada beberapa aksi mereka di atas panggung yang membuat kami terpukau,
karena kami merasa itu tidak terjadi saat latihan. Ketulusan mereka dalam
membawakan lagu menutupi kekurangan yang ada.
Reaksi dari penonton dan peserta lainnya di luar
dugaan kami, VG Remaja ini banjir pujian, begitu pun para orang tua dari anak-anak remaja ini. Bahkan sampai ada yang meneteskan air mata, seakan tidak percaya bahwa anaknya mampu tampil di atas panggung. Air mata
kebahagiaan. Ya, persis seperti itulah yang kami rasakan, sebuah kebahagiaan.
Walaupun VG Pelka Remaja GMIST Mahanaim ini tidak menjadi juara, tetapi kami pulang dengan senyuman lebar di wajah kami. Sebuah pengalaman luar biasa yang tak terlukiskan. Ketulusan merekalah yang membuat semuanya
menjadi indah. Nada-nada fals itu kini terdengar seakan sebuah simfoni di telinga kami. Ah, kalian membuat kami begitu bangga. Bangga melihat keberhasilan kalian sebagai sebuah group vocal, dan kami pun bangga boleh terlibat di dalam proses ini. **
(Daniel V. Anthonie)

Komentar
Posting Komentar