Pertama kali ikut lomba Vocal Group
Dua bulan sudah saya dan teman-teman, Pelka Remaja GMIST Mahanaim, rutin latihan vocal
group dan bertemu setidaknya seminggu 2 kali. Kami berlatih untuk mengikuti sebuah lomba VG dan ini pertama kalinya bagi saya ikut lomba VG.
Hari yang sudah kami tunggu-tunggu pun tiba, Sabtu, 2 September 2017, 'Festival Vocal Group & Masamper Betlehem Golden Cup'. Perasaan kami campur aduk, memikirkan yang tidak-tidak, belum lagi detak jantung berdegup keras, dag dig dug. Meski begitu kami tetap harus ikut lomba.
Pagi itu kami sudah berkumpul dengan mengenakan seragam vocal
group, yang sudah disediakan oleh kakak pengasuh. Kami sudah tidak
latihan full lagi, hanya latihan cara masuk dan keluar panggung dan latihan intro saja.
Selebihnya disimpan untuk perlombaan nanti. Tiba di lokasi, ada ibadah dulu, sebelum lomba dimulai. Kemudian, mencabut nomor urut peserta, dan VG kami mendapat nomor urut '4'. Spontan teman-teman saya protes dengan nomor urut itu, yang dirasakan terlalu awal untuk tampil, "Wah, awal banget tuh", "Aduh cepet banget sih!" dan komentar lainnya. Namun, ada untungnya juga sih, naik panggung lebih awal berarti kepercayaan diri kita masih belum
tergoyahkan dibandingkan bila kami dapat nomor urut agak di belakang, dan melihat tampilan dari peserta lainnya,
Di atas panggung, peserta nomor 3 sedang tampil, dan kami bersiap menempati tempat duduk yang disediakan di sebelah panggung, tempat duduk yang hanya
boleh ditempati oleh peserta yang akan tampil berikutnya. Di sini, saya dan teman-teman sudah
gelisah. Bisik-bisik sana-sini, "Duh mereka bagus banget", "Yah
udah deh ini sih","Sedingin-dinginnya nanti di panggung, kayaknya
gue bakal tetap keringetan deh", dan lain sebagainya. Tapi apapun
keadaannya, kami tetap harus tampil di atas panggung dan mengikuti lomba ini hingga tuntas.
Saat kami diminta untuk masuk backstage, kakak-kakak
pengasuh datang menemani kami untuk mengingatkan bahwa, "Menang tidak
penting, yang penting adalah kami memuji dan memuliakan nama Tuhan dengan
benar" . Sebelum naik ke panggung, seperti biasa kami menumpukkan tangan
satu sama lain sambil berbisik "Segala puji, hormat, kemuliaan hanya bagi
nama Tuhan. Amin!". Setelah itu kami naik ke atas panggung sesuai
dengan urutan barisan.
Di atas panggung, saya dan teman-teman sempat terkejut dengan
tingginya panggung ini dan banyaknya penonton. Tapi mengingat kata-kata kakak
pengasuh seperti, "Kalau kalian grogi atau takut ketika di atas panggung, karena lihat banyak penontonnya, kalian lihat saja benda mati
seperti vas bunga, gelas air mineral, kalian senyumin aja vas bunganya." Pesan itu membuat kami
jadi sangat percaya diri dan santai di atas panggung. Entah bagaimana, rasa
paniknya hilang saat melihat kakak-kakak pengasuh di bawah yang terlihat
tersenyum walaupun terlihat juga bahwa mereka deg-degan. Kami turun panggung
dengan senyuman lebar dan perasaan lega. Biarpun tidak menang, kami sudah menang dalam memuji
Tuhan!
Hari ini, Sabtu, 2 September 2017. Siapa sangka hari ini menjadi permulaan dari solidaritas kami yang terus terjalin sampai sekarang? *****
(Vilona)




Komentar
Posting Komentar